![]()  | 
| Japan Farmers | 
Begitu
 kita berada di luar Tokyo, terjadilah anomali. Ini terjadi karena 
ternyata Negeri matahari terbit ini juga merupakan negeri para petani 
lokal/kecil. Di Fukuoka, kota terbesar nomor tujuh di Jepang, ladang 
padi yang damai terselip diantara rumah dan candi, dalam bayang-bayang 
pencakar langit yang hanya berjarak 10 mil.
Di
 iklim yang sangat kondusif ini, pertanian keluarga menanam buah dan 
sayuran dalam siklus tahunan, untuk memproduksi bahan pangan bagi kota 
berpenduduk 1,3 juta ini. Di daerah suburban, dimana pertanian lokal 
jauh lebih banyak, konsumen sering mendapatkan sayuran yang baru dipetik
 tadi pagi untuk makan malam. Di supermarket pada jantung kota Fukuoka, 
adalah umum untuk mendapatkan sayuran yang dipanen sehari sebelumnya.
Hasil pertanian segar 
Jika
 anda menggigit tomat atau stroberi disini, maka efek dari kesegarannya 
akan segera terasa. Mereka sangat penuh cita rasa, sehingga tidak perlu 
dipersiapkan lebih lanjut lagi. Bahkan anak-anak menyukai sayuran, 
termasuk juga yang dianggap tidak enak seperti bayam atau 
kacang-kacangan.
Jepang memiliki istilah untuk hasrat terhadap makanan lokal dan segar: chisan, chishou, yang berarti, ‘produksi lokal, dan konsumsi lokal’.
Preservasi chisan-chisou
 pada salah satu negara yang paling terurbanisasi di dunia merupakan 
teladan yang baik, bahwa di negara lain yang terurbanisasi hal ini juga 
dapat diterapkan. 
Dengan
 perkecualian Hokkaido, pulau Jepang yang paling utara dan paling rural,
 sebagian besar pertanian di Jepang adalah operasi skala kecil yang 
dijalankan oleh beberapa anggota keluarga. Hasilnya tidak hanya pada 
kesegaran makanan lokal, namun juga dedikasi untuk terhadap produk. 
Anggur dan peach, diantara buah lain, mereka lindungi dengan pelindung, 
sewaktu masih tumbuh, untuk melindungi mereka dari serangga dan gangguan
 lain. Tanah pun dipetakkan dengan baik, sehingga sayuran akan tumbuh 
dari dalam beberapa kaki. Dengan bantuan dari rumah kaca, hal ini 
membantu pasokan tanaman dari musim semi, panas, gugur, dan dingin. 
Sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh tangan. Petani Jepang 
memproduksi semangka kotak, dari trik bonsai dengan membentuk semangka 
menjadi kubus sewaktu ia tumbuh, sehingga ia dapat dimasukkan kedalam 
kulkas. Ini menunjukkan dedikasi mereka terhadap pertanian.
Bantuan Pemerintah 
Dalam era modern ini, generasi muda sudah mulai tidak tertarik atau mengapresiasi pertanian chisan chishou.
 Namun, pemerintah Jepang tidak tinggal diam. Mereka memberikan 
insentif-insentif, untuk mengakselerasi pertanian lokal. Di 20 tahun 
terakhir ini, pemerintah telah memfasilitasi pertanian lokal untuk 
memasuki pasar. Menjual tanah pertanian kepada kepentingan komersial, 
akan dipajaki sangat tinggi oleh pemerintah, sementara memberikan tanah 
tersebut ke anak untuk pertanian hanya dipajaki sangat minim. Pusat 
pertanian juga mengundang anak-anak sekolah untuk menanam dan memanen, 
untuk meningkatkan minat mereka. Pertanian kadang menjadi bagian dari 
kurikulum sekolah.
Minoru Yoshino dari Pusat Penelitian Pertanian Fukuoka menjabarkan peran pemerintah pada chisan-chishou
 dalam tiga hal. Makanan lokal yang segar adalah lebih sehat, dan rasa 
yang nikmat akan meningkatkan konsumsi sayuran. Sementara, pertanian 
lokal adalah lebih baik bagi kelestarian lingkungan, karena hanya 
memerlukan air dan pestisida lebih sedikit.
 Source : grobogan.go.id

